Siapa Sangka, Rumah Kecil dan Tak Terawat Itu Milik Gubernur Jawa Tengah



Sebuah rumah kecil yang tidak terawat di sebuah perumahan di Purbalingga jadi saksi perjalanan hidup Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Jauh sebelum jadi gubernur, bahkan sebelum jadi anggota dewan, rumah tipe 21 itu dibelinya dengan cara secara susah payah lewat jasa kredit bersama istrinya, Siti Atiqoh.
Rumah yang ada di Jalan Gatot Kaca II, Kompleks Perumahan Abdi Negara Permai, Desa Bojanegara, Kecamatan Padamaran, Kabupaten Purbalingga, itu saat ini dalam keadaan rusak parah.
Bangunannya sudah tidak lagi berbentuk. Cat terkelupas. Atap sampai seisi rumah telah mulai rubuh.
Isi rumah dalam keadaan yang berantakan.
Bahkan halaman depan rumah tidak terawat itu digunakan para tetangganya untuk beternak ayam serta menjemur baju.
Keadaan rumah punya Ganjar dengan rumah lainnya sudah sangat kontras karena tak terawat.

“Ya benar, itu rumahnya Pak Ganjar. Namun dahulu sebelum jadi anggota dewan. Namun saat ini kondisinya telah buruk, ” ujar warga Desa Bojanegara.
Menurut Retno, dahulu rumah yang kini tidak terawat itu pernah diperbaiki. Tetapi, lantaran tidak kunjung dihuni, bangunan rehab yang dikerjakan jadi rusak.
Karena tidak ada yang tempati, rumah itu kadang-kadang jadi tempat pembuangan sampah.
“Warga disini aslinya pengin beli rumahnya Pak Ganjar. Namun Bapaknya tidak ingin, tuturnya rumah kenangan, ” tambah Retno.
Warga yang lain, Slamet, menjelaskan, rumah tipe 21 itu dibeli, namun belum pernah dihuni oleh Ganjar. Rumah yang ada kemudian diurus oleh kakak ipar Ganjar.
“Iya itu rumahnya Pak Ganjar. Tahun berapa, saya lupa. Pokoknya telah lama banget belinya, ” tambah Slamet.
Waktu di konfirmasi terkait rumah itu, Ganjar mengiyakan. Rumah yang tidak terawat itu adalah rumah yang dibelinya saat masa-masa awal pernikahan.

Ganjar sendiri menyempatkan diri lihat rumah masa lalunya itu, Jumat.
Rumah itu dibeli lewat cara over-credit dari salah satu pegawai Pemkab Purbalingga tahun 1999.
Sebelum mengecek rumah, ia juga menyempatkan diri bertemu dengan beberapa tetangga serta shalat di Masjid Nurul Hikmah, masjid di perumahan itu.
“Saya ini kesini pengin lihat. Itu omahku ijek pora ya (rumahku masih ada atau tidak). Kayae (kayaknya) masih tetap ya, namun isine kabeh tikus ya, ” kata Ganjar menyapa warga setempat.
Rumah itu nyatanya masih tetap berdiri. Ganjar belum mempunyai rencana terkait rumah itu.
Tetapi, dia berceloteh mau beli rumah yang ada di sebelahnya supaya nanti dapat jadi orang Purbalingga.
“Belum tahu ingin diapakan. Dulu pas beli itu kami sulit banget. Kami mesti hemat, lantaran cicilannya tinggi, ” ungkap pria memiliki rambut putih itu.
Previous
Next Post »