Sudah keluar banyak uang, Jepang kecewa Jokowi tolak kereta cepat



Presiden Joko Widodo mengambil keputusan tak meneruskan proyek kereta cepat, sekalian
menampik proposal yang di tawarkan pihak Jepang serta China. Argumennya dua, Jokowi tidak mau proyek ini memakai APBN serta operasionalnya tak sangat mungkin di Indonesia.

Selesai ketentuan itu Menko Perekonomian Darmin Nasution segera mengundang perwakilan Jepang serta China. Duta Besar Jepang untuk Indonesia Yasuaki Tanizaki mengungkap kekecewaannya atas putusan pemerintah.

 " Saya sudah menyebutkan penyesalan saya lantaran dua argumen. Namun ketentuan ini telah di buat pemerintah Indonesia serta kami menghormatinya lantaran ini bukanlah ketentuan yang gampang. Saya bakal segera mengemukakan ke Tokyo, " tuturnya di Kantor Kementerian Koordinator Bagian Perekonomian, Jakarta, Jumat (4/9).

Kekecewaan Jepang bukanlah tanpa ada argumen. Pertama, Jepang mengakui sudah menggelontorkan dana besar untuk mengerjakan studi kelayakan (feasibility study/FS) kereta berkecepatan sampai 300 Km per-jam ini. Bahkan juga FS dikerjakan sepanjang tiga th. berbarengan dengan ahli tehnologi kereta cepat. Ke-2, Jepang tawarkan tehnologi paling baik, termasuk juga keamanan untuk proyek ini. Tetapi itu seakan percuma.

 " Sesungguhnya kami lebih suka bila kerjakan kereta cepat serta dapat dirasa orang Indonesia, " terangnya.

Walau sekian Tanizaki menyatakan, tidak berhasilnya proyek ini akan tidak mengganggu jalinan bilateral dua negara.

 " Tak, saya pikir seperti itu. Jalinan bilateral kami terus kuat serta stabil lantaran Jepang serta Indonesia yaitu mitra strategis, " tutupnya.
Previous
Next Post »